Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta, Banyak Model yang Ganteng

Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta, Banyak Model yang Ganteng

Jakarta – Di era millenial seperti sekarang ini, kalangan muda berusia 20-35 tahun ingin tampil mapan dengan memiliki mobil. Mereka bahkan mencari mobil bekas dengan harga di bawah Rp 100 juta. Dengan anggaran segitu, sebenarnya kita bisa mendapat mobil bekas kelas atas.

Tentunya, dengan harga yang relatif terjangkau ini kita bisa meningkatkan gengsi. Sekalipun murah, mobil-mobil dengan harga di bawah Rp 100 juta tidak murahan. Sparepartnya masih terjangkau dan mudah dicari, lalu banyak juga bengkel biasa atau spesialis yang sanggup menangani.

Sebagai konsekuensinya, memang dengan duit segitu kita hanya bisa melirik mobil setengah tua. Pilihannya yaitu mobil dengan usia 10 tahun ke atas yang tentunya sudah tidak ada unit barunya. Sekalipun sudah berumur, namun daya tahan dan pesonanya tidak pernah luntur lho.

Anggap saja, mobil ini tua-tua keladi makin tua makin menjadi. Kebutuhan akan kendaraan yang terjangkau terpenuhi dan di sisi lain kita juga tidak kalah gengsi. Bagi Carmudian yang sudah berkeluarga, banyak juga mobil bekas di bawah Rp 100 juta yang punya kabin lega.

Sebagai catatan, sebelum meminang mobil bekas tentu persiapkan juga anggaran lain untuk biaya perbaikan. Sekalipun unit yang kita dapatkan kondisinya cukup sehat, namun tetap saja perlu melakukan perbaikan minor sebagai antisipasi. Jadi, kita tidak dikejutkan dengan kerusakan tiba-tiba karena kondisi mobil senantiasa terawat.

Ada banyak mobil keluarga yang menawarkan fitur mewah dengan banderol di bawah Rp100 juta. Biar nggak makin penasaran, yuk kita intip daftar mobil ganteng yang bisa kalian pilih.

Mitsubishi Grandis

 

Mitsubishi Grandis

Grandis adalah MPV mewah yang terbilang dibanderol cukup tinggi di zamannya. Mobil ini menawarkan desain atraktif dan ground clearance yang rendah. Memulai debutnya di Indonesia pada tahun 2005, Grandis dirakit secara CKD di Jakarta.

Bicara soal fitur, Grandis punya banyak hal menarik seperti fitur dual sunroof, cruise control, jam digital, climate control dan lainnya. Kekurangan mobil adalah belum mengadopsi pintu geser yang memudahkan akses masuk dan keluar penumpang. Untuk sumber tenaga, Grandis mengandalkan mesin bensin berteknolgi MIVEC 4G69 2.400cc yang memuntahkan tenaga hingga 165 HP.

Grandis saat ini banderolnya sudah dibawah Rp 100 juta, atau tepatnya Rp 69,5 juta sampai 92 jutaan. Kalian yang mengincarnya harus menyiapkan dana ekstra jikalau ada sparepart yag perlu diganti mengingat umur mobil dan ketersediaan sparepartnya yang tergolong langka dan mahal.

Nissan Serena (C24/C25)

 

Nissan Serena

Serena jadi opsi menarik di rentang harga di bawah Rp 100 juta. Kita bisa memilih generasi kedua (C24/C25) yang meluncur pada 2004 silam. Perubahannya hingga tahun 2012 juga tidak banyak karena generasi ketiganya (C25) ‘terlewat’ dan tidak masuk ke Indonesia. Jikapun ada yang beredar, adalah unit CBU.

Banderol generasi kedua ini juga berkisar dari 65-90 jutaan, dan soal kemewahan tak perlu diragukan lagi. Serena dijejali banyak fitur mewah mulai dari captain seat, sunroof (beberapa), pintu geser ganda hingga ruang kabin yang benar-benar lega.

Soal mesinnya sangat reliabel karena mesin yang digunakan adalah sama seperti Nissan X-Trail 2.0. Keduanya berbagi komponen sparepart yang peredarannya sangat banyak. Konsumsi BBM pun masih tergolong ekonomis karena masih bisa menyentuh 10 km/liter untuk perjalanan ke luar kota.

BMW 3-Series

 

Perjalanan BMW Seri 3 dari era E30, E36, lalu E46

Setelah membahas mobil keluarga, alternatif lain di harga di bawah Rp 100 juta ada sedan Eropa. BMW 3-Series dalam versi E36 atau E46 bisa jadi pilihan menarik lho. Dua generasi BMW ini menawarkan kenikmatan berkendara, sehingga cocok untuk kalangan anak muda.

Mobil ini sangat digemari karena model bodinya yang cukup manis dan performa mobil yang tangguh. Beberapa keunggulan yang diusung oleh 3-Series antara lain performa mesin yang sangat baik, desain eksterior yang menawan dan terkesan sporty, panel dashboard yang driver oriented, memiliki peredam suara yang bagus, suspensinya tidak limbung, dan sistem pengeremannya sudah menggunakan ABS.

E36 yang diproduksi antara kurun waktu 1994 – 1998, yang menggunakan mesin berkode M43B18. Sementara itu, bagi yang ingin meminang seri 318i, BMW generasi keempat (E46) menjadi generasi terakhir dari seri tersebut. E46 hadir ke publik Tanah Air dari 1999 hingga 2005. Ketimbang E46, E36 menjadi model yang tersukses dan sangat menyenangkan untuk dikemudikan karena paling minim masalah.

Varian mesin M43B18 berkapasitas 1.796 cc, 4 silinder SOHC 8 katup menghasilkan tenaga sebesar 113 dk, dengan torsi puncaknya mencapai 168 Nm. Untuk konsumsi bahan bakarnya, pengendaraan di dalam kota bisa mencapai 1:9 km/l, sedangkan untuk pengendaraan luar kota konsumsi bahan bakarnya mencapai 1:12-13 km/l.

Untuk pasaran BMW E36 berkisar antara Rp 45 juta sampai dengan Rp 65 juta. Sementara itu, E46 sedikit lebih mahal yaitu berkisar 80-120 juta. Jadi, kita bisa memilih E46 dengan budget di bawah Rp 100 juta.

Mercedes-Benz E-Class W210

 

Mercedes-Benz W210

Salah satu lini Mercedes-Benz E-Class yang cukup terkenal di Tanah Air ialah seri W210. Dengan ciri khas dua lampu bulat ini, kita bisa memilih tipe E320 sebagai top of line dari Mercedes-Benz. Sedan saloon ini memang terbukti mampu menjadi simbol kendaraan eksekutif mapan dunia pada masanya.

Aura mewah dan aristokrat masih melekat pada seri W210 ini. Soal kenyamanan juga tidak perlu diragukan lagi, dengan cita rasa khas Mercedes-Benz. Kursi belakangnya punya ruang kaki lega, menaikinya serasa kita seperti pejabat atau kalangan konglomerat era 90-an.

Mesin di seri W210 ini juga cukup menggoda penggemar kecepatan. Sebab kapasitasnya yang 3,2 Liter dengan konfigurasi V6 Multipoint-Injection sanggup memproduksi tenaga hingga 221 HP. Dengan mesin berkapasitas besar, Anda pun bisa mengajak sedan ini untuk berlari kencang.

Era W210 ini adalah saat terakhir dimana produk Mercedes-Benz overengineered atau terlalu canggih. Untuk ukuran sedan medium, E320 saat itu sudah memiliki dual Airbag, ABS, Brake Assist dan Electronic Traction System.

Nissan X-Trail

 

Nissan X-Trail kini harganya di bawah Rp 100 juta

SUV dengan kemampuannya menjelajah medan off road tetap punya penggemar tersendiri di Indonesia. Dengan budget di bawah Rp 100 juta, kita bisa memilih X-Trail generasi pertama dan kedua. Nissan X-Trail kali pertama didatangkan ke Indonesia pada 2001 secara CBU dengan mengusung mesin berkapasitas 2.000 cc.

Kemudian pada tahun 2003 yang diproduksi secara lokal (CKD). Ada 2 varian xtrail yang dihadirkan di Indonesia, yaitu 2.0 dan 2.5. Generasi kedua Nissan X-Trail mulai dijual di Indonesia pada Agustus 2007.

X-Trail merupakan mobil SUV pertama di Indonesia yang mencangkok transmisi CVT. Keunggulan X-Trail terletak di bantingan suspensi yang empuk dan lembut, serta transmisi CVT  yang beroperasi dengan halus dan pintar menyesuaikan dengan karakter pengemudinya. Selain itu, bangku yang bisa dilipat rata untuk memaksimalkan menyimpan barang, menjadi salah satu daya tariknya.

Honda CR-V

 

Honda CR-V generasi pertama

SUV yang satu ini jelas tidak bisa dikesampingan dari perburuan mobil di bawah Rp 100 juta. Agar tidak salah pilih, opsi yang tersedia di rentang harga tersebut yaitu terbatas di generasi pertama dan kedua. Meskipun telah memasuki usia yang tidak bisa dikatakan muda, namun desain secara keseluruhan tampilan mobil ini masih cukup modern.

Honda CR-V generasi pertama di Indonesia hadir tahun 1997 hingga awal tahun 1999. Desainnya mirip seperti X-Trail generasi pertama yang agak boxy namun dengan gaya lebih ramping. CR-V generasi pertama awalnya dibekali mesin yang B2OB 1,973cc dengan output tenaga 126 HP pada 5.400 RPM dan torsi 130 Nm pada putaran mesin 4,300 rpm.

Pada pada pertengahan 1999 CR-V mengalami upgrade memakai mesin B20Z. Tenaganya tenaga naik 150 HP pada 6.300 RPM dan torsi 180 NM pada 4,500 RPM. Mesin ini hadir untuk menopang bobotnya yang tidak ringan, karena model sebelumnya yang kurang bertenaga.

CR-V generasi pertama ini disukai karena kenyamanan yang diterapkan benar-benar sempurna. Hal ini dikarenakan penggunaan suspensi double wishbone pada bagian depan dan belakang. Sayangnya, kenyamanan ini berkurang pada generasi kedua karena setting suspensi dibuat lebih kaku.

Perubahan karakter suspensi berdampak pada handling yang akan dirasakan pengemudi menjadi lebih baik, menikung di tikungan pun terasa lebih mudah. Pada tahun 2002-2004, hadir varian pengerak 4WD pada tipe mesin 2,4 liter.
Sumber artikel: carmudi.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *